Kadangkala dalam mempelajari sifat koligatif larutan maka kita sulit sekali untuk membayangkan apa yang dimaksud dengan tekanan uap pelarut murni (unutk lebih memudahkan kita sebut sebagai tekanan uap pelarut) dengan tekanan uap larutan.
Ambilah sebuah botol gelas dan isi dengan air seperempat bagian saja, kemudian tutup botol tersebut dan letakkan di meja untuk beberapa jangka waktu tertentu. Apa yang terjadi dengan air di dalam botol tersebut?
Kalau kamu berpendapat bahwa ada sebagian molekul-molekul air yang berubah wujud menjadi gas, maka jawaban kamu benar! Molekul-molekul air akan secara kontinu menguap ke ruang kosong botol hingga mencapai kesetimbangan.
Gunakan alat pengukur tekanan untuk mengukur tekanan uap air yang ada di dalam botol, Tekanan uap molekul-molekul air yang terdapat di dalam ruang kosong botol inilah yang kita sebut sebagai “tekanan uap pelarut murni”.
Bagaimana dengan tekanan uap larutan? Ambil botol yang lain dan isi dengan larutan garam sampai seperempat bagain saja, kemudian tutup botol tersebut dan letakkan di meja untuk beberapa saat. Dan kemudian ukur tekanan uap yang ada di dalam botol.
Tekanan uap yang ada di dalam botol yang berisi larutan garam inilah yang kita sebut sebagai “tekanan uap larutan”.Tekanan uap larutan yang kita pelajari di bab sifat koligatif larutan adalah tekanan uap untuk larutan yang zat terlarutnya adalah zat yang bersifat nonvolatile.
Contoh zat ini adalah garam dapur, gula, pupuk urea, dan sebagainya.Jadi zat-zat nonvolatil ini tidak memiliki kecenderungan unutk menguap. Jadi yang menguap pada dua percobaan diatas adalah sama-sama molekul pelarutnya yaitu air, akan tetapi bedanya adalah satu untuk tekanan uap pelarut (karena di dalam botol hanya berisi air saja), dan yang lain tekanan uap larutan (sebab dalam botol berisi larutan garam).