Sejarah Singkat Pembelajaran Materi Kimia – Revolusi kimia, disebut juga revolusi kimia pertama, merupakan saat perumusan ulang kimia berdasarkan hukum kekekalan materi dan teori pembakaran oksigen. Revolusi kimia berpusat pada karya bapak kimia modern, Antoine Lavoisier.
Penelitian terbaru mengenai udara menarik perhatian pejabat Perancis muda, Antoine Laurent Lavoisier. Lavoisier memerintahkan para jenius sains untuk membantunya membuat alat-alat guna membuat eksperimen cerdasnya. Dalam hanya beberapa tahun di tahun 1770an, Lavoisier berhasil mengembangkan sistem kimia baru, berdasarkan metode Black dan udara tanpa phlogiston dari Priestley.
Lavoisier pertama kali menemukan kalau logam dan non logam tertentu dapat menyerap gas dari udara di saat kalsinasi atau pembakaran dan, dalam prosesnya, meningkatkan beratnya. Pada awalnya, ia merasa kalau gas ini adalah udara tetap yang dikatakan Black, karena ia tau tidak ada zat kimia lain yang ada dalam udara biasa. Selain itu, ia tahu kalau udara tetap dapat diproduksi lewat peleburan, jadi masuk akal untuk menganggap kalau ia ada dalam kalx yang dilebur.
Tanggal 20 februari 1773, Lavoisier menulis : ?pentingnya semua kajian ini tampaknya menunjukkan kalau saya ditakdirkan membawa revolusi kimia. Masih ada sederetan percobaan yang harus dilakukan.? Saat ia menulis kata-kata ini di catatan lab nya, ia berdiri dan bersiap untuk melakukan perubahan besar dalam praktek dan konsep kimia.
Pada bulan oktober 1774, Priestley berkomunikasi dengan Lavoisier untuk menjelaskan penemuan udara tanpa phlogiston nya. Percobaan lebih lanjut membawa Lavoisier untuk terus memodifikasi gagasannya, hingga akhirnya menjadi jelas baginya kalau ini adalah gas jenis baru dan bukan udara tetap. Jelas baginya kalau entitas aktif inilah yang terlibat dalam pembakaran, kalsinasi dan respirasi. Ia juga merasa kalau gas ini mengandung semua jenis asam. Ia menamakannya oksigen, yang dalam bahasa Yunani berarti ?zat penghasil asam?.
Sifat oksigen yang ditemukan Lavoisier tampak terbalik dengan sifat phlogiston. Bukannya lepas dalam reaksi, logam atau zat yang terbakar justru menyerap (lebih tepatnya menyatu secara kimia) dengan oksigen dalam proses yang disebut Lavoisier sebagai oksidasi. Ia menunjukkan kalau udara atmosfer adalah campuran dua zat utama yaitu oksigen dan sebuah gas mulia fisiologis (yang diketahui Priestley) yang ia beri nama azote atau nitrogen. Ia juga menunjukkan kalau air adalah senyawa kimia terdiri dari dua zat, yaitu oksigen dan satu zat lagi yang disebut Cavendish sebagai ?udara yang dapat terbakar? yang kemudian diganti namanya menjadi hidrogen atau ?penghasil air?. Udara tetap Black terbukti adalah bentuk gas dari karbon teroksidasi atau Karbon dioksida. Bagian lain dari sistem Lavoisier kemudian menanjak tajam dengan indah.
Kunci kesuksesan Lavoisier adalah dua lapis. Pertama, ia dengan hati-hati mempertimbangkan semua zat, termasuk gas, yang masuk dan keluar dari reaksi kimia yang ia pelajari, dengan melacak beratnya dengan seteliti mungkin. Ia tahu cara ini sebagian dari contoh Black, namun ia meneruskan dengan penguasaan sains yang belum pernah ia temukan sebelumnya. Kedua, ia membuat definisi operasional sederhana dari unsur kimia ? yaitu, zat yang tidak dapat dikurangi lagi beratnya sebagai hasil dari reaksi kimia yang terjadi. Oksigen, karbon, besi dan belerang sekarang dipandang sebagai unsur kimia, bersama dengan sekitar 30 zat lainnya. Lavoisier menulis sebuah buku teks untuk memperkenalkan kimia baru berbasis oksigen yang berjudul Trait? ?l?mentaire de chimie (1789). Buku ini diterbitkan di tahun yang sama dengan saat terjadinya revolusi perancis. Ia dan rekan-rekannya mengembangkan penamaan baru ? pada dasarnya kita pakai sekarang untuk senyawa inorganik ? bersama dengan sebuah jurnal ilmiah baru. Sebagai seorang pejabat rezim lama dan seorang hartawan pemungut pajak, Lavoisier akhirnya di eksekusi di masa Pemerintahan Terror, namun semenjak saat itu (1794), revolusi kimia yang ia mulai telah berhasil menggantikan kimia phlogiston.