Treponema Makalah Penjelasan Ciri-Ciri Bakteri – Beberapa spesies bersifat anaerobik, sementara yang lain, (termasuk T. carateum dan T. pallidum) sekarang dipandang mikroaerofil. Selnya berbentuk heliks, 0.1 – 0.4 x 5 – 20 mikron, dan motil; mereka sulit diwarnai oleh pewarna Gram namun mudah lewat metode pengendapan perak.
T. pallidum, T. carateum dan T. paraluiscuniculi belum tumbuh dalam media bebas sel, dan terpropagasi misalnya secara intratestikular pada kelinci. Spesies anaerobik lainnya tumbuh dalam media kompleks dan memiliki metabolisme fermentasi; prosedur isolasinya berbasis misalnya pada insensitivitas pada rifampicin, atau pada kemampuan sel bermigrasi lewat sebuah saringan selaput (ukuran pori 0.2 mikron) kedalam, dan menembus medium agar-agar yang sesuai. GC%: 25–54. Species tipe: T. pallidum.
T. bryantii.
Muncul pada perut bovine; sel berukuran diameter sekitar 0.3 mikron. Subur dalam media yang mengandung isobutirat, pyridoksal, asam folat, biotin, tiamin dan niasinamida. GC%:ca. 36.
T. carateum.
Agen penyebab Pinta. Selnya sama dengan T. pallidum (q.v.).
T. denticola.
Muncul di mulut (khususnya di margin gusi gigi) manusia dan primata; diameter sel < 0.2 mikron. Subur di medium pepton – ekstrak ragi – serum. GC%: 37–38.
T. hyodysenteriae.
Patogen babi. Diameter sel hingga sekitar 0.4 mikron; ada 8 atau 9 flagela periplasmik muncul di tiap ujung sel. Subur dalam tripticase – broth kedelai yang mengandung 10% serum fetal calf dan di inkubasi dalam 10% karbon dioksida; menghasilkan haemolisis nyata
T. innocens.
Muncul pada pencernaan anjing dan babi namun tampaknya tidak patogen. Sel sama ukuran dan strukturnya dengan T. hyodysenteriae. Dapat disuburkan; haemolitik lemah.
T. minutum.
Spesies non patogen yang hadir di kelamin. Selnya berdiameter 0.2 mikron atau kurang; ada 2 atau 3 flagella periplasmik muncul di tiap ujung sel. Subur pada agar-agar serum – ekstrak ragi – pepton. GC%: 37.
T. pallidum.
Sel berbentuk heliks, diameter < 0.2 mikron (umumnya 0.13-0.15 mikron), dengan ujung lancip; 3 atau 4 flagela periplasmik di tiap ujung sel. Motil. Tampaknya mikroaerofilik. GC%: 52–54. Ada tiga subspecies: T. pallidum subspesies pallidum, subspesies pertenue (sebelumnya T. pertenue), dan subspesies endemicum.
T. pallidum subspesies pallidum adalah penyebab penyakit menular seksual sifilis yang terjadi di penjuru dunia
T. pallidum subspesies pertenue adalah penyebab penyakit yaws.
T. pallidum subspesies endemicum adalah agen penyebab sifilis endemik non venereal manusia – yang terjadi di Afrika, Timur Tengah, Asia Tenggara dan bekas Yugoslavia, dan yang dapat ditransmisikan misalnya lewat fomites.
Ketiga subspesies ini bereaksi serupa pada uji serologi sifilis.
T. paraluiscuniculi.
Agen penyebab penyakit mirip sifilis pada kelincil. Selnya sama dengan T. pallidum.
T. phagedenis
Spesies non patogen. Sel berbentuk heliks, diameter 0.2 – 0.25 mikron dengan ujung tumpul; 3 hingga 8 flagela periplasmik muncul di tiap ujung sel. Dapat tumbuh dalam media serum – ekstrak ragi – pepton. Dua biovar (reiter dan kazan) dapat dibedakan secara antigenik dan juga lewat perbedaan biokimia kecil. GC%: 38–39.
T. refringens.
Spesies non patogen, muncul pada mikroflora normal di kelamin manusia; di isolasi dari condyloma acuminatum dan lesi sifilitik. Sel berdiameter 0.2 – 0.25 mikron, dengan 2-4 flagela periplasmik di tiap ujung. Subur dalam media serum – ekstrak ragi – pepton. GC%:39–43.
T. scoliodontum.
Muncul di perut manusia. Diameter Sel kurang dari 0.2 mikron. Subur dalam media kaya serum.
T. socranskii.
Spesies oral, tiga subspesies telah di isolasi dari periodontia manusia.
T. succinifaciens.
Muncul pada pencernaan babi. Sel berdiameter hingga 0.3 mikron. GC%: 36.
T. vincenti
Sebelumnya Borrelia vincentii. Muncul dalam mulut manusia dan berasosiasi dengan angina vincent. Sel berdiameter 0.2 – 0.25 mikron, dengan 4-6 flagela periplasmik di tiap ujung. Subur dalam media serum – ekstrak ragi – pepton.