Untuk memperbanyak jumlah tanaman atau spesies tertentu pada tanaman, maka dilakukan perkembangbiakan tumbuhan. Pada umumnya, perkembangbiakan dilakukan dengan cara seksual atau bertemunya sel jantan dan betina dengan menghasilkan biji. Namun, ada pula tumbuhan yang melakukan perkembangbiakan secara aseksual.
Perkembangbiakan tumbuhan secara seksual
Perkembangbiakan seksual artinya melibatkan penyatuan sel jantan atau disebut serbuk sari dan sel betina atau sel telur. Kemudian serbuk sari dan sel telur memproduksi biji. Biji tumbuhan yang menjadi bakal tumbuhan tersusun atas tiga bagian yakni kulit biji, endosperma, dan embrio.
Kulit biji berfungsi sebagai pelindung bagian didalamnya, sehingga akan terjaga dan tidak rusak. Sedangkan endosperma merupakan bagian biji yang berfungsi sebagai cadangan makanan, dan embrio merupakan bakal calon tanaman tersebut.
Ketika biji telah dewasa dan berada pada lingkungan yang mendukung, seperti lembab, terdapat air, tanah, dan unsur pendukung lainnya, maka ia akan pecah dan berkecambah. Ketika berkecambah yang muncul pertama kali adalah bagian akar. Akar utama ini nantinya sebagai pencari sumber makanan yang kemudian tumbuhan berkembang hingga muncul batang dan daun.
Perkembangbiakan tumbuhan secara seksual dapat dibagi menjadi dua yakni perkembangbiakan isogami dan heterogami. Berikut ini adalah penjelasan mengenai isogami dan heterogami.
1. Isogami
Isogami merupakan tipe perkembangbiakan dengan dua gamet yang dihasilkan oleh kedua tetua dan tidak berbeda satu sama lain. Atau dapat pula diartikan sama secara morfologis sehingga disebut sebagai isogametes. Peleburan dua gamet yang terjadi disebut konjugasi. Sementara itu, zigot yang dihasilkan dari proses ini disebut zygospore. Perkembangbiakan secara isogami dapat dijumpai pada tanaman golongan rendah seperti Mucor sp.
2. Heterogami
Perkembangbiakan heterogami terjadi ketika gamet yang dihasilkan oleh kedua induknya berbeda secara morfologis. Hal ini disebut sebagai heterogametes. Sedangkan tanaman yang menghasilkan dua gamet yang berbeda dinamakan heterogamous. Proses peleburan gamet antara gamet jantan dan betina ini disebut sebagai fertilisasi. Perkembangbiakan secara heterogami dapat ditemukan pada tumbuhan berbunga dan dikategorikan sebagai apomiksis serta amphimiksis.
Keuntungan dan kerugian perkembangbiakan secara seksual
Perkembangbiakan tumbuhan secara seksual memiliki keuntungan serta kerugian. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keuntungan dan kerugian dari perkembangbiakan secara seksual.
1. Keuntungan perkembangbiakan secara seksual
Tanaman yang ditanam melalui benih biji yang masih hidup atau belum kadaluarsa apabila dalam kemasan benih, akan memiliki sistem perakaran yang dalam. Sedangkan benih biji tumbuhan terdapat masa kadaluarsa di mana biji benih tersebut akan mati dan tidak akan bekermbang. Pengakaran dalam ini akan memiliki vigor yang baik.
Hal tersebut memungkinkan terjadinya perbaikan sifat tanaman dibandingkan induknya. Adanya polyembrony, perkembangbiakan dengan biji sangat dibutuhkan apabila perkembangbiakan vegetatif mengalami kegagalan atau membutuhkan banyak biaya.
2. Kerugian perkembangbiakan secara seksual
Pada perkembangbiakan secara seksual, terdapat beberapa kerugian apabila terjadi kegagalan benih biji. Apabila keturunan tanaman tidak mewarisi keunggulan dari sifat induknya maka generasi hasil perkembangbiakan akan memiliki sifat inferior. Hal ini tentu tidak menguntungkan bagi pembudidaya apabila ini adalah tanaman komersial.
Selain itu, biji juga dapat kehilangan viabilitas atau kemungkinan untuk dapat hidup dalam periode yang lebih singkat dibanding biji dengan kualitas normal. Biji yang tidak baik juga dapat menyebabkan fase juvenile atau pada fase golongan muda yang lama ketika sedang dilakukan penyemaian. Artinya, butuh waktu yang lebih lama untuk berkecambah ketika dilakukan penyemaian.