Cara Uji Normalitas SPSS

Halo, Kawan Mastah! Pada artikel ini kita akan membahas tentang cara uji normalitas SPSS. Normalitas adalah salah satu asumsi penting dalam statistik yang harus dipenuhi sebelum melakukan uji hipotesis. Dalam uji normalitas, kita ingin mengetahui apakah data yang kita miliki berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jadi, mari kita belajar bersama-sama!

Apa itu Normalitas?

Normalitas merujuk pada distribusi data yang simetris dan berbentuk lonceng. Distribusi normal juga dikenal sebagai kurva Gauss atau kurva normal. Distribusi normal sangat penting dalam analisis statistik karena banyak uji hipotesis yang memerlukan asumsi data berdistribusi normal.

Untuk memeriksa normalitas data, ada beberapa metode statistik yang dapat digunakan. Salah satunya adalah uji normalitas SPSS.

Cara Uji Normalitas SPSS

Untuk melakukan uji normalitas SPSS, pertama-tama kita perlu membuka data kita di software SPSS. Kemudian, kita bisa memilih menu “Analisis” dan “Uji Normalitas”.

Setelah itu, kita akan melihat kotak dialog “Uji Normalitas”. Kita bisa memilih variabel mana yang ingin kita uji normalitasnya. Untuk melakukan uji normalitas, kita bisa menggunakan salah satu metode uji berikut:

Metode Uji Shapiro-Wilk

Metode uji Shapiro-Wilk adalah salah satu metode paling populer untuk menguji normalitas. Uji ini memiliki keunggulan dapat menangani data yang relatif kecil atau besar dengan baik.

Syarat untuk menggunakan metode ini adalah jumlah data harus mencapai minimal 3 dan tidak boleh lebih dari 5.000. Selain itu, data yang diamati harus bersifat kontinu.

Setelah memilih metode uji, kita bisa klik “OK” untuk melihat hasil uji normalitas SPSS.

Bagaimana Menginterpretasi Hasil Uji Normalitas SPSS?

Setelah melakukan uji normalitas dengan SPSS, kita akan melihat output yang terdiri dari dua tabel: “Test of Normality” dan “Normal Q-Q Plot”.

Tabel Test of Normality

Tabel ini memberikan informasi tentang hasil uji normalitas. Terdapat dua statistik penting yang harus diperhatikan, yaitu nilai signifikansi (Sig.) dan nilai p (p-value).

Nilai signifikansi menunjukkan apakah data dianggap berasal dari distribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol (data berasal dari distribusi normal) dapat diterima. Namun, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka hipotesis alternatif (data berasal dari distribusi yang bukan normal) dapat diterima.

Contoh:

Kolom
Statistik
Nilai Sig.
Variabel 1
Shapiro-Wilk
0,042

Pada contoh di atas, nilai signifikansi (0,042) kurang dari 0,05. Oleh karena itu, hipotesis alternatif dapat diterima. Artinya, data pada variabel 1 berasal dari distribusi yang bukan normal.

Tabel Normal Q-Q Plot

Tabel ini berisi grafik Q-Q plot yang menunjukkan sejauh mana data kita berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik pada grafik akan mengikuti garis diagonal. Namun, jika data tidak berdistribusi normal, titik-titik pada grafik akan terletak di luar garis diagonal.

Contoh:

Variabel 2
Contoh Normal Qq Plot
Contoh Normal Qq Plot Source Bing.com

Pada contoh di atas, grafik Q-Q plot menunjukkan bahwa data pada variabel 2 berdistribusi normal karena titik-titik pada grafik mengikuti garis diagonal dengan baik.

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Apa saja metode uji normalitas yang dapat digunakan di SPSS?

Terdapat beberapa metode uji normalitas yang dapat digunakan di SPSS, antara lain:

  • Shapiro-Wilk
  • Kolmogorov-Smirnov
  • Lilliefors
  • Anderson-Darling

2. Kapan kita perlu melakukan uji normalitas?

Kita perlu melakukan uji normalitas ketika ingin menggunakan uji hipotesis tertentu yang memerlukan asumsi data berdistribusi normal.

3. Jika data tidak memenuhi asumsi normalitas, apakah uji hipotesis masih bisa dilakukan?

Apabila data tidak memenuhi asumsi normalitas, terdapat beberapa alternatif uji hipotesis yang dapat digunakan. Contoh uji hipotesis non-parametrik adalah uji Mann-Whitney dan uji Kruskal-Wallis.

4. Apa yang harus dilakukan jika data yang dimiliki tidak memiliki distribusi normal?

Jika data tidak memiliki distribusi normal, kita dapat melakukan transformasi data atau menggunakan uji hipotesis non-parametrik.

Kesimpulan

Uji normalitas sangat penting dalam analisis statistik karena banyak uji hipotesis yang memerlukan asumsi data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan beberapa metode, salah satunya adalah uji normalitas SPSS dengan metode Shapiro-Wilk. Hasil dari uji normalitas SPSS dapat diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel “Test of Normality” dan “Normal Q-Q Plot”. Jika data tidak berdistribusi normal, terdapat beberapa alternatif uji hipotesis yang dapat digunakan seperti uji Mann-Whitney dan uji Kruskal-Wallis.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Kawan Mastah dalam melakukan analisis statistik!

Cara Uji Normalitas SPSS