Cara Mengukur Tekanan Darah Manual untuk Kawan Mastah

Halo Kawan Mastah! Bagaimana kabar kalian? Kali ini kita akan membahas tentang metode mengukur tekanan darah manual. Sebelum kita mulai, penting untuk memahami betapa pentingnya pengukuran tekanan darah untuk menjaga kesehatan kita. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Pendahuluan

Sebelum memulai pengukuran tekanan darah manual, alat yang digunakan harus diperiksa terlebih dahulu kondisinya. Pastikan bahwa kondisi alat dalam keadaan baik dan steril. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum memulai pengukuran.

Cara mengukur tekanan darah manual ini dilakukan dengan menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer. Alat ini biasanya digunakan oleh dokter atau perawat, namun dengan sedikit latihan, kita juga bisa melakukannya sendiri di rumah.

Alat yang Dibutuhkan

Sebelum memulai pengukuran tekanan darah, pastikan kita sudah memiliki alat-alat berikut:

Alat
Jumlah
Sphygmomanometer
1 buah
Stetoskop
1 buah
Alkohol
secukupnya
Kapas
secukupnya

Langkah-langkah Pengukuran

Langkah 1: Persiapan

Pertama-tama, kita harus mempersiapkan diri dengan duduk atau berbaring selama 5-10 menit untuk memastikan tekanan darah dalam keadaan stabil. Pastikan lengan yang akan diukur tekanan darahnya terlihat dan terasa nyaman.

Langkah 2: Memasang Sphygmomanometer

Masukkan lubang udara pada sphygmomanometer ke dalam lubang yang telah disediakan pada manset. Pasang manset pada lengan yang akan diukur dan pasangkan pada kaitan yang ada di sphygmomanometer. Pastikan manset pas di atas tulang belikat dan posisi manset sejajar dengan jantung.

Langkah 3: Memasang Stetoskop

Letakkan stetoskop pada bagian dalam siku, di atas arteri pada lengan yang telah dipasang manset. Pastikan stetoskop menempel dengan baik pada kulit.

Langkah 4: Memompa Manset

Sekarang kita dapat memompa manset dengan menggunakan pompa yang terdapat pada sphygmomanometer. Pompa manset hingga tekanan 30 mmHg di atas tekanan sistolik diperkirakan. Misalnya, jika tekanan sistolik diperkirakan 120 mmHg, maka pompa manset hingga tekanan 150 mmHg.

Langkah 5: Merekam Nilai Tekanan Darah

Perlahan-lahan turunkan tekanan pada manset dengan membuka katup pada pompa sphygmomanometer. Dengarkan suara denyut nadi pada stetoskop dan catat nilai tekanan saat denyut pertama terdengar dan saat denyut terakhir menghilang. Nilai tekanan yang tercatat adalah nilai tekanan sistolik dan diastolik.

FAQ

1. Berapa frekuensi pengukuran tekanan darah yang disarankan?

Frekuensi pengukuran tekanan darah yang disarankan adalah 1-2 kali dalam sebulan untuk orang yang memiliki tekanan darah normal, dan lebih sering untuk orang yang memiliki penyakit hipertensi.

2. Apakah harus dilakukan di pagi hari atau kapan pun bisa dilakukan pengukuran?

Waktu pengukuran tekanan darah tidak terlalu penting, namun disarankan untuk pengukuran dilakukan pada waktu yang sama setiap hari. Sebaiknya dilakukan sebelum makan atau setelah makan sekitar 2 jam.

3. Apa yang harus dilakukan jika hasil pengukuran tekanan darah tidak normal?

Jika hasil pengukuran tekanan darah tidak normal, sebaiknya segera ditindaklanjuti dengan berkonsultasi ke dokter atau tenaga medis terdekat.

4. Apakah tekanan darah yang tinggi selalu berbahaya?

Ya, tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti stroke, penyakit jantung, dan lain-lain. Oleh karena itu, penting untuk selalu memantau tekanan darah secara rutin.

5. Apakah pengukuran tekanan darah manual lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran elektronik?

Pengukuran tekanan darah manual dianggap lebih akurat karena dilakukan secara langsung oleh tenaga medis yang memeriksa kondisi alat dan selalu memperhatikan faktor-faktor lain seperti posisi tubuh dan keadaan emosional pasien. Namun, pengukuran elektronik juga dapat memberikan hasil yang akurat jika dilakukan dengan benar.

Cara Mengukur Tekanan Darah Manual untuk Kawan Mastah