Hello, Kawan Mastah! Apakah kamu sudah mengetahui cara menghitung zakat penghasilan yang benar? Zakat penghasilan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang memiliki penghasilan tertentu. Dalam artikel ini, kami akan membahas 20 langkah mudah untuk menghitung zakat penghasilan secara akurat.
Pendahuluan
Sebelum membahas cara menghitung zakat penghasilan, ada baiknya kita mengetahui apa itu zakat. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat sendiri memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah zakat penghasilan.
Zakat penghasilan dikeluarkan dari penghasilan kita setiap tahunnya. Besaran zakat penghasilan adalah 2,5% dari penghasilan kotor yang kita dapatkan selama satu tahun. Dalam menghitung zakat penghasilan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Simak langkah-langkah berikut ini:
Langkah 1: Tentukan Penghasilan Kotor
Langkah pertama dalam menghitung zakat penghasilan adalah menentukan penghasilan kotor yang kita dapatkan selama satu tahun. Penghasilan kotor adalah semua pendapatan yang kita peroleh dari berbagai sumber, seperti gaji, usaha, investasi, dan lain sebagainya.
Dalam menentukan penghasilan kotor, perlu dicatat seluruh pendapatan yang kita peroleh dalam satu tahun, termasuk pendapatan yang tidak tetap atau tidak teratur. Selain itu, perlu juga dicatat jika terdapat penghasilan yang diperoleh dari sumber yang bersifat haram atau tidak halal.
Contoh penghasilan kotor:
Jenis Penghasilan |
Jumlah |
---|---|
Gaji Pokok |
Rp 60.000.000 |
Tunjangan Transportasi |
Rp 12.000.000 |
Penghasilan Usaha |
Rp 48.000.000 |
Dividen Saham |
Rp 10.000.000 |
Total Penghasilan Kotor |
Rp 130.000.000 |
Langkah 2: Kurangkan Pengeluaran Wajib
Setelah menentukan penghasilan kotor, langkah selanjutnya adalah mengurangkan pengeluaran wajib. Pengeluaran wajib adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya, seperti biaya makan, minum, transportasi, serta biaya-biaya yang berkaitan dengan pekerjaan atau usaha.
Contoh pengeluaran wajib:
Jenis Pengeluaran |
Jumlah |
---|---|
Biaya Makan dan Minum |
Rp 24.000.000 |
Biaya Transportasi |
Rp 12.000.000 |
Biaya Kesehatan |
Rp 6.000.000 |
Biaya Pendidikan Anak |
Rp 18.000.000 |
Total Pengeluaran Wajib |
Rp 60.000.000 |
Langkah 3: Hitung Penghasilan Bersih
Setelah mengurangkan pengeluaran wajib, hitunglah penghasilan bersih yang kita peroleh dalam satu tahun. Penghasilan bersih adalah penghasilan kotor dikurangi dengan pengeluaran wajib.
Contoh penghasilan bersih:
Jenis |
Jumlah |
---|---|
Penghasilan Kotor |
Rp 130.000.000 |
Pengeluaran Wajib |
Rp 60.000.000 |
Penghasilan Bersih |
Rp 70.000.000 |
Langkah 4: Hitung Zakat Penghasilan
Setelah mengetahui penghasilan bersih, kita dapat menghitung zakat penghasilan yang harus dikeluarkan. Besaran zakat penghasilan adalah 2,5% dari penghasilan bersih yang kita peroleh dalam satu tahun.
Contoh perhitungan zakat penghasilan:
Jumlah Penghasilan Bersih | Rp 70.000.000 |
---|---|
Besaran Zakat Penghasilan (2,5%) | Rp 1.750.000 |
Dalam contoh di atas, besaran zakat penghasilan yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp 1.750.000.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Apa itu zakat penghasilan?
Zakat penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan yang kita peroleh selama satu tahun.
Siapa yang wajib mengeluarkan zakat penghasilan?
Setiap muslim yang memiliki penghasilan tertentu wajib mengeluarkan zakat penghasilan.
Berapa besar besaran zakat penghasilan?
Besaran zakat penghasilan adalah 2,5% dari penghasilan bersih yang kita peroleh dalam satu tahun.
Apa yang menjadi syarat untuk mengeluarkan zakat penghasilan?
Syarat untuk mengeluarkan zakat penghasilan adalah memiliki penghasilan di atas nisab yang telah ditentukan.
Kapan waktu terbaik untuk mengeluarkan zakat penghasilan?
Waktu terbaik untuk mengeluarkan zakat penghasilan adalah sebelum akhir tahun hijriyah atau sebelum kita memasuki bulan Ramadhan.
Kesimpulan
Demikianlah 20 langkah mudah dalam menghitung zakat penghasilan. Dalam menghitung zakat penghasilan, perlu memperhatikan setiap langkah dengan cermat dan teliti agar besaran zakat yang dikeluarkan dapat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Terakhir, jangan lupa untuk selalu memeriksa dan kembali menghitung perhitungan zakat penghasilan agar tidak terjadi kesalahan dan kesalahan perhitungan yang berlebihan.
Salam zakat!