Cara Menghitung PPh 21 Karyawan: Panduan Lengkap untuk Kawan Mastah

Hello Kawan Mastah! Apa kabar? Sebagai seorang pengusaha atau pekerja yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan perusahaan, tentunya kamu perlu memahami mengenai pajak penghasilan (PPh). Salah satu jenis PPh yang harus kamu pahami adalah PPh 21 karyawan. Bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasannya di bawah ini!

Apa itu PPh 21 Karyawan?

Pajak penghasilan atau PPh adalah pajak yang diberikan oleh setiap warga negara atas penghasilan yang diterimanya. PPh 21 karyawan adalah PPh yang dikenakan pada penghasilan seorang karyawan yang diterima dari perusahaan tempat ia bekerja.

PPh 21 karyawan merupakan kewajiban perusahaan sebagai pemberi kerja untuk menyetor pajak penghasilan dari penghasilan karyawan setiap bulannya ke kas negara. Pajak ini biasanya dipotong langsung dari gaji karyawan dan disetor ke kas negara oleh perusahaan.

Mengapa Perusahaan Harus Mengetahui Cara Menghitung PPh 21 Karyawan?

Perusahaan yang tidak mengetahui cara menghitung PPh 21 karyawan dengan benar dan tidak memotong pajak yang seharusnya, dapat dikenakan sanksi berupa denda atau bahkan tuntutan hukum. Selain itu, cara menghitung PPh 21 yang salah juga dapat menyebabkan kerugian keuangan bagi perusahaan.

Oleh karena itu, sebagai pengusaha atau pekerja yang bertanggung jawab, kamu perlu memahami cara menghitung PPh 21 karyawan dengan benar dan memastikan perusahaan melakukan pungutan pajak secara tepat dan akurat.

Cara Menghitung PPh 21 Karyawan

Cara menghitung PPh 21 karyawan dapat dilakukan dengan beberapa tahap berikut:

1. Hitung Penghasilan Bruto

Penghasilan bruto adalah penghasilan karyawan sebelum dipotong pajak. Penghasilan bruto terdiri dari gaji pokok, tunjangan, bonus, dan penghasilan lain yang diterima oleh karyawan dari perusahaan.

Untuk menghitung penghasilan bruto karyawan, kamu dapat menggunakan rumus berikut:

Jenis Penghasilan
Nominal
Gaji Pokok
Rp X
Tunjangan
Rp Y
Bonus
Rp Z
Penghasilan Lain
Rp A
Penghasilan Bruto
Rp B

Contoh penghitungan penghasilan bruto:

Gaji Pokok: Rp 5.000.000

Tunjangan: Rp 2.000.000

Bonus: Rp 1.000.000

Penghasilan Lain: Rp 500.000

Penghasilan Bruto: Rp 8.500.000

2. Kurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak

Terdapat beberapa jenis penghasilan yang tidak dikenakan pajak seperti jaminan sosial dan jaminan pensiun. Oleh karena itu, kamu harus mengurangi penghasilan tersebut dari penghasilan bruto karyawan.

Contoh pengurangan penghasilan tidak kena pajak:

Jaminan Sosial: Rp 500.000

Jaminan Pensiun: Rp 250.000

Total Pengurangan: Rp 750.000

Penghasilan Kena Pajak: Rp 7.750.000

3. Tentukan SPT PPh 21

Setiap karyawan memiliki SPT PPh 21 yang berbeda-beda tergantung pada besar kecilnya penghasilan karyawan. Berikut merupakan daftar SPT PPh 21:

SPT PPh 21
Penghasilan Kena Pajak
1770-S
≤ Rp 60.000.000
1770-SS
> Rp 60.000.000

Untuk menentukan SPT PPh 21, kamu harus mengetahui terlebih dahulu besarnya penghasilan karyawan yang akan dipotong pajak.

4. Hitung Tarif PPh 21

Tarif PPh 21 yang dikenakan pada karyawan berbeda-beda tergantung pada SPT PPh 21 yang dimiliki oleh karyawan.

SPT PPh 21
Tarif PPh 21
1770-S
5%
1770-SS
15%

Setelah menentukan SPT PPh 21, kamu dapat menentukan besarnya tarif PPh 21 yang dikenakan pada karyawan.

5. Hitung Jumlah PPh 21 yang Harus Dipotong

Setelah mengetahui tarif PPh 21 yang dikenakan pada karyawan, kamu dapat menghitung jumlah PPh 21 yang harus dipotong dari penghasilan karyawan dengan menggunakan rumus berikut:

Jumlah PPh 21 = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh 21

Contoh penghitungan jumlah PPh 21:

Penghasilan Kena Pajak: Rp 7.750.000

SPT PPh 21: 1770-S

Tarif PPh 21: 5%

Jumlah PPh 21: Rp 387.500

FAQ PPh 21 Karyawan

1. Apa saja jenis penghasilan karyawan yang kena PPh 21?

Penghasilan karyawan yang kena PPh 21 meliputi gaji pokok, tunjangan, bonus, penghasilan dari pekerjaan lepas, hadiah, dan penghasilan lain yang diterima oleh karyawan dari perusahaan.

2. Apa bedanya antara SPT PPh 21 1770-S dan 1770-SS?

SPT PPh 21 1770-S diberikan kepada karyawan yang memiliki penghasilan kena pajak ≤ Rp 60.000.000 dan tarif PPh yang dikenakan adalah 5%. Sedangkan SPT PPh 21 1770-SS diberikan kepada karyawan yang memiliki penghasilan kena pajak > Rp 60.000.000 dan tarif PPh yang dikenakan adalah 15%.

3. Bagaimana jika perusahaan tidak memotong PPh 21 dari gaji karyawan?

Jika perusahaan tidak memotong PPh 21 dari gaji karyawan, perusahaan dapat dikenakan sanksi berupa denda atau bahkan tuntutan hukum. Selain itu, perusahaan juga akan mengalami kerugian keuangan karena harus membayar pajak yang seharusnya dipotong dari gaji karyawan.

4. Apakah besarnya tarif PPh 21 dapat berubah?

Ya, besarnya tarif PPh 21 dapat berubah tergantung pada kebijakan pemerintah dalam mengatur sistem pajak dan besarnya tarif yang dikenakan pada masyarakat.

5. Bagaimana cara melaporkan PPh 21 karyawan?

Perusahaan harus melaporkan PPh 21 karyawan melalui SPT Masa PPh 21 setiap bulannya. SPT Masa PPh 21 harus diserahkan paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pelaporan.

Kesimpulan

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai cara menghitung PPh 21 karyawan. Dengan memahami cara menghitung PPh 21, kamu sebagai pengusaha atau pekerja yang bertanggung jawab akan bisa memastikan bahwa perusahaan memenuhi kewajiban membayar pajak secara tepat dan akurat. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu ya, Kawan Mastah!

Cara Menghitung PPh 21 Karyawan: Panduan Lengkap untuk Kawan Mastah