Cara Menghitung Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Halo Kawan Mastah! Bagi kamu yang belum tahu, pajak penghasilan adalah salah satu jenis pajak yang harus dibayarkan oleh orang pribadi yang memperoleh penghasilan di Indonesia. Ada beberapa cara untuk menghitung pajak penghasilan orang pribadi. Artikel ini akan membahas selengkapnya tentang cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi. Yuk, simak!

1. Apa itu pajak penghasilan?

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan usaha. Penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan mencakup penghasilan dari pekerjaan, penghasilan dari usaha, penghasilan dari modal, penghasilan dari investasi, dan sebagainya.

Setiap orang pribadi yang memperoleh penghasilan di Indonesia wajib membayar pajak penghasilan. Termasuk kamu, Kawan Mastah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi.

2. Siapa yang wajib membayar pajak penghasilan?

Setiap orang pribadi yang memperoleh penghasilan di Indonesia wajib membayar pajak penghasilan. Penghasilan yang harus dibayarkan pajak penghasilannya mencakup penghasilan dari pekerjaan, penghasilan dari usaha, penghasilan dari modal, atau penghasilan dari investasi. Jadi, jika kamu memperoleh penghasilan dari salah satu sumber tersebut, maka kamu wajib membayar pajak penghasilan.

2.1 Bagaimana jika saya memiliki penghasilan dari beberapa sumber?

Jika kamu memiliki penghasilan dari beberapa sumber, maka kamu harus menghitung pajak penghasilan masing-masing sumber tersebut. Kemudian, jumlahkan semua pajak penghasilan yang harus dibayarkan dari masing-masing sumber tersebut untuk mengetahui total pajak penghasilan yang harus kamu bayar.

3. Bagaimana cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi?

Ada dua cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi, yaitu menggunakan metode pengurangan atau metode pemotongan. Kedua metode ini akan dibahas selengkapnya di bawah ini.

3.1 Metode Pengurangan

Pada metode pengurangan, pajak yang harus dibayar dihitung dengan mengurangkan penghasilan bruto dengan pengurangan yang diperbolehkan. Penghasilan bruto dihitung dengan menjumlahkan semua penghasilan yang diterima dalam setahun.

Penghasilan
Jumlah
Penghasilan dari pekerjaan
Rp. 50.000.000
Penghasilan dari usaha
Rp. 20.000.000
Penghasilan dari investasi
Rp. 10.000.000
Total penghasilan bruto
Rp. 80.000.000

Setelah penghasilan bruto dihitung, selanjutnya dihitung pengurangan yang diperbolehkan. Pengurangan yang diperbolehkan berupa biaya rumah tangga, biaya kesehatan, biaya pendidikan, dan sebagainya. Pengurangan yang diperbolehkan ini berbeda-beda tergantung pada jenis penghasilan dan status pernikahan.

Setelah dihitung pengurangan yang diperbolehkan, penghasilan bruto dikurangkan dengan pengurangan tersebut untuk mendapatkan penghasilan neto. Penghasilan neto digunakan untuk menghitung pajak yang harus dibayar. Pajak yang harus dibayar dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Tarif pajak yang berlaku berbeda-beda tergantung pada penghasilan neto dan status pernikahan.

3.2 Metode Pemotongan

Pada metode pemotongan, pajak yang harus dibayar dihitung berdasarkan penghasilan bruto yang diterima setiap bulan. Pajak yang harus dibayar langsung dipotong oleh pihak yang membayar penghasilan, seperti pihak perusahaan atau Lembaga Pembiayaan. Metode ini dikenal dengan nama PPh Pasal 21.

4. Apa saja jenis-jenis pajak penghasilan?

Ada beberapa jenis pajak penghasilan yang perlu kamu ketahui, yaitu:

  • PPh Pasal 21 (Pajak Penghasilan Pasal 21)
  • PPh Pasal 22 (Pajak Penghasilan Pasal 22)
  • PPh Pasal 23 (Pajak Penghasilan Pasal 23)
  • PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24)
  • PPh Pasal 25 (Pajak Penghasilan Pasal 25)
  • PPh Pasal 26 (Pajak Penghasilan Pasal 26)

4.1 Apa itu PPh Pasal 21?

PPh Pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh karyawan atau pegawai. PPh Pasal 21 dihitung berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajak yang berlaku. PPh Pasal 21 dipotong oleh pihak perusahaan atau lembaga pembiayaan yang membayar penghasilan.

4.2 Apa itu PPh Pasal 22?

PPh Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari usaha atau kegiatan yang diterima oleh wajib pajak. PPh Pasal 22 dihitung berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajak yang berlaku. PPh Pasal 22 harus dibayar oleh wajib pajak.

4.3 Apa itu PPh Pasal 23?

PPh Pasal 23 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari usaha atau kegiatan yang diterima oleh pihak lain selain wajib pajak. Contoh pihak lain adalah mitra kerja, rekanan, atau pelanggan. PPh Pasal 23 dihitung berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajak yang berlaku. PPh Pasal 23 dipotong oleh pihak yang membayar penghasilan.

4.4 Apa itu PPh Pasal 24?

PPh Pasal 24 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dalam bentuk bunga, royalti, sewa, hadiah, atau pembayaran lain yang diterima oleh wajib pajak non karyawan. PPh Pasal 24 dihitung berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajak yang berlaku. PPh Pasal 24 harus dibayar oleh wajib pajak.

4.5 Apa itu PPh Pasal 25?

PPh Pasal 25 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari usaha atau kegiatan yang diterima oleh pihak lain selain wajib pajak. Contoh pihak lain adalah mitra kerja, rekanan, atau pelanggan. PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajak yang berlaku. PPh Pasal 25 dipotong oleh pihak yang membayar penghasilan.

4.6 Apa itu PPh Pasal 26?

PPh Pasal 26 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari usaha atau kegiatan yang diterima oleh pihak lain selain wajib pajak. Contoh pihak lain adalah mitra kerja, rekanan, atau pelanggan. PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajak yang berlaku. PPh Pasal 26 harus dibayar oleh wajib pajak.

5. FAQ (Frequently Asked Questions)

5.1 Apa bedanya penghasilan bruto dan neto?

Penghasilan bruto adalah total penghasilan yang diterima oleh wajib pajak dalam setahun, sebelum dikurangi dengan pengurangan yang diperbolehkan. Sedangkan penghasilan neto adalah penghasilan yang diterima oleh wajib pajak setelah dikurangi dengan pengurangan yang diperbolehkan.

5.2 Apa saja pengurangan yang diperbolehkan?

Pengurangan yang diperbolehkan berupa biaya rumah tangga, biaya kesehatan, biaya pendidikan, dan sebagainya. Pengurangan yang diperbolehkan ini berbeda-beda tergantung pada jenis penghasilan dan status pernikahan.

5.3 Bagaimana cara menghitung pajak penghasilan pasal 21?

Untuk menghitung pajak penghasilan pasal 21, pajak dihitung berdasarkan penghasilan bruto dan tarif pajak yang berlaku. Pajak yang harus dibayar langsung dipotong oleh pihak perusahaan atau lembaga pembiayaan yang membayar penghasilan.

5.4 Apa saja jenis-jenis pajak penghasilan?

Ada beberapa jenis pajak penghasilan yang perlu kamu ketahui, yaitu PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, PPh Pasal 25, dan PPh Pasal 26.

5.5 Apa itu penghasilan pasif?

Penghasilan pasif adalah penghasilan yang diperoleh tanpa melakukan aktivitas atau pekerjaan. Contoh penghasilan pasif adalah bunga bank, royalti, atau dividen.

Penutup

Demikianlah cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi yang perlu kamu ketahui, Kawan Mastah. Ingat, membayar pajak adalah kewajiban setiap warga negara yang baik dan patuh pada aturan. Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam menghitung pajak penghasilan. Terima kasih telah membaca.

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Orang Pribadi