Cara Menghitung Disposable Income untuk Kawan Mastah

Hello Kawan Mastah, apakah kamu pernah mendengar tentang disposable income? Disposable income adalah pengeluaran yang bisa digunakan untuk konsumsi ataupun investasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung disposable income secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami. Simak ya Kawan Mastah!

Apa itu Disposable Income?

Disposable income atau pendapatan yang tersedia adalah jumlah uang yang tersisa setelah kita membayar semua pajak yang kita terima dan tagihan rutin kita seperti sewa rumah, tagihan listrik, dan tagihan lainnya. Ini adalah uang yang bisa kita gunakan untuk keperluan lain seperti konsumsi dan investasi.

Dalam praktiknya, disposable income dihitung dengan mengurangi pajak dan tagihan rutin dari jumlah pendapatan yang kita peroleh setiap bulan. Ini adalah uang yang kita miliki untuk digunakan sesuai dengan keinginan kita.

Bagaimana Cara Menghitung Disposable Income?

Langkah Pertama: Hitung Jumlah Pendapatan

Langkah pertama dalam perhitungan disposable income adalah menghitung jumlah pendapatan yang kita peroleh setiap bulan. Pendapatan ini bisa berasal dari gaji, investasi, atau sumber pendapatan lainnya.

Contoh: Jika kita memiliki gaji sebesar Rp 5.000.000 per bulan, dan penghasilan dari investasi sebesar Rp 1.000.000 per bulan, maka total pendapatan kita adalah Rp 6.000.000 per bulan.

Langkah Kedua: Hitung Pajak yang Dibayar

Setelah menghitung pendapatan kita, langkah selanjutnya adalah menghitung pajak yang harus kita bayar. Pajak ini bisa berasal dari pajak penghasilan, PPN, dan pajak lainnya.

Contoh: Jika kita harus membayar pajak penghasilan sebesar 10% dari pendapatan kita yang sebesar Rp 6.000.000, maka pajak yang harus kita bayar adalah Rp 600.000 per bulan.

Langkah Ketiga: Hitung Tagihan Rutin

Setelah menghitung pajak yang harus kita bayar, langkah selanjutnya adalah menghitung tagihan rutin kita seperti sewa rumah, tagihan listrik, dan tagihan lainnya.

Contoh: Jika kita harus membayar sewa rumah sebesar Rp 1.000.000 per bulan, tagihan listrik sebesar Rp 500.000 per bulan, dan tagihan lainnya sebesar Rp 500.000 per bulan, maka total tagihan rutin kita adalah Rp 2.000.000 per bulan.

Langkah Keempat: Hitung Disposable Income

Setelah menghitung pendapatan, pajak, dan tagihan rutin, langkah terakhir adalah menghitung disposable income kita. Disposable income dihitung dengan mengurangi pajak dan tagihan rutin dari pendapatan kita.

Contoh: Jika pendapatan kita sebesar Rp 6.000.000 per bulan, pajak yang harus kita bayar sebesar Rp 600.000 per bulan, dan tagihan rutin kita sebesar Rp 2.000.000 per bulan, maka disposable income kita adalah:

Disposable Income = Pendapatan – Pajak – Tagihan Rutin

Disposable Income = Rp 6.000.000 – Rp 600.000 – Rp 2.000.000

Disposable Income = Rp 3.400.000 per bulan

FAQ tentang Disposable Income

Apa itu disposable income?

Disposable income atau pendapatan yang tersedia adalah jumlah uang yang tersisa setelah kita membayar semua pajak yang kita terima dan tagihan rutin kita seperti sewa rumah, tagihan listrik, dan tagihan lainnya.

Kenapa perlu menghitung disposable income?

Dengan menghitung disposable income, kita dapat mengetahui jumlah uang yang bisa kita gunakan untuk konsumsi atau investasi setelah memenuhi kewajiban keuangan kita seperti membayar pajak dan tagihan rutin.

Apakah disposable income sama dengan gaji bersih?

Tidak selalu. Gaji bersih adalah jumlah uang yang diterima setelah dipotong pajak. Sedangkan disposable income adalah jumlah uang yang tersisa setelah membayar semua pajak dan tagihan rutin.

Apa yang bisa dilakukan dengan disposable income?

Disposable income bisa digunakan untuk konsumsi atau investasi. Contohnya, kita bisa menggunakan disposable income untuk membeli barang yang kita inginkan atau menginvestasikan uang tersebut untuk masa depan.

Bagaimana cara meningkatkan disposable income?

Ada beberapa cara untuk meningkatkan disposable income seperti meningkatkan pendapatan, mengurangi pengeluaran, atau memilih investasi yang menghasilkan return yang tinggi.

Contoh Perhitungan Disposable Income

Jenis Pendapatan Jumlah (Rp)
Gaji 5.000.000
Investasi 1.000.000
Pajak Penghasilan (10%) 600.000
Sewa Rumah 1.000.000
Tagihan Listrik 500.000
Tagihan Lainnya 500.000
Disposable Income 3.400.000

Contoh tabel di atas menunjukkan perhitungan disposable income untuk seseorang yang memiliki gaji sebesar Rp 5.000.000 per bulan dan penghasilan dari investasi Rp 1.000.000 per bulan. Setelah membayar pajak penghasilan sebesar 10% dan tagihan rutin seperti sewa rumah, tagihan listrik, dan tagihan lainnya, disposable income yang dimiliki adalah sebesar Rp 3.400.000 per bulan.

Kesimpulan

Disposable income adalah pendapatan yang tersedia setelah kita membayar semua pajak dan tagihan rutin kita. Dalam menghitung disposable income, kita perlu menghitung jumlah pendapatan, pajak yang harus dibayar, dan tagihan rutin. Dengan mengetahui disposable income kita, kita dapat mengatur keuangan dengan lebih baik dan memilih cara terbaik untuk mengelola uang yang kita miliki. Semoga artikel ini dapat membantu, Kawan Mastah!

Cara Menghitung Disposable Income untuk Kawan Mastah