Persatuan sejak sebelum kemerdekaan hingga sekarang masih menjadi pembahasan yang penting. Sebab, sampai kapanpun persatuan sangat dibutuhkan oleh umat manusia untuk bertahan hidup di dunia ini. Di Indonesia sendiri persatuan menjadi hal yang wajib dijaga karena memang wilayah di Indonesia terdapat berbagai macam perbedaan seperti suku, ras, dan agama sehingga rawan akan terjadinya perpecahan.
Karena pentingnya persatuan, maka sudah seharusnya kita berkomitmen untuk menjaga persatuan dan keutuhan. Konteks persatuan dalam berbagai lingkup ini sangat perlu untuk dilaksanakan bersama. Baik dalam ruang lingkup bernegara, bermasyarakat maupun berkeluarga. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana menjaga komitmen persatuan dalam berbagai ruang lingkupnya.
Cara menjaga komitmen persatuan
Hala hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan komitmen persatuan adalah melalui langka-langkah baik dari dalam diri dan orang lain.
1. Kesadaran
Cara pertama yang perlu dilakukan sebelum berkomitmen adalah membangun kesadaran diri. Kesadaran diri yang dimaksud dalam konteks persatuan adalah menyadari bahwa manusia dalam mempertahankan eksistensinya tidak bisa sendirian. Meskipun memiliki kelompok dengan kesamaan mendasar seperti ras yang sama tetap saja dalam ruang lingkup yang lebih luas kita membutuhkan kelompok lain.
Sadar diri bahwa kita tidak bisa hidup sendiri menjadi hal pertama yang harus ditanamkan sejak dini. Dengan demikian, akan muncul sikap untuk berbaik hati kepada orang lain, tidak egois dan menerima adanya perbedaan. Tidak egois dalam konteks persatuan artinya kita tidak akan memaksa orang lain untuk sama dengan kita, karena memang setiap manusia memiliki pola pikir yang berbeda-beda.
Kesadaran pada diri sendiri tidak bisa dibangun oleh sebagian pihak atau kelompok saja. Tetapi setiap orang yang hidup pada satu ruang perlu menyadari itu, baik yang kaya, miskin, orang desa, orang kota, pejabat, rakyat jelata dan lainnya. Dengan saling sadar diri, bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain akan menumbuhkan rasa persatuan.
2. Berhenti membicarakan perbedaan
Pembahasan-pembahasan yang membicarakan mengenai perbedaan-perbedaan fundamental kemanusiaan seperti agama, suku, dan ras menjadi awal terjadinya perpecahan. Perbedaan mendasar tersebut seharusnya disikapi dengan sikap toleransi yang tinggi.
Setiap orang tidak bisa memilih mau lahir dari suku apa, lahir dari keluarga apa atau bahkan lahir dari keluarga yang beragama apa. Sehingga, untuk merubah itu menjadi sama semua justru akan menjadi perpecahan antar kelompok atau golongan yang berbeda. Pikiran sesat mengenai persatuan dapat diwujudkan jika semua sama akan menimbulkan konflik dan perpecahan.
3. Memiliki wawasan nusantara
Cara menumbuhkan komitmen persatuan dalam konteks ruang lingkup bernegara dapat diwujudkan dengan memulai berwawasan nusantara. Wawasan nusantara artinya cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa, dan wilayah NKRI yang terdiri atas darat, laut dan udara.
Di dalam nusantara berdiri juga satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Melalui pandangan dan wawasan nusantara yang dimiliki oleh setiap rakyatnya maka secara tidak langsung akan menumbuhkan kesadaran untuk menjaga persatuan.
4. Mengedepankan musyawarah
Tidak bisa selamanya perbedaan yang hidup berdampingan ini terus rukun dan berjalan baik. Mungkin saja akan timbul perbedaan yang bersumber dari cara pandang yang berbeda. Tak jarang, cara pandang yang berbeda mengenai suatu permasalahan menumbuhkan konflik yang berbahaya apabila menyinggung SARA.
Untuk mengatasi perbedaan cara pandang ini maka sudah seharusnya mengedepankan musyawarah yang sehat dan damai. Musyawarah sendiri telah menjadi satu bagian persatuan yang telah hidup di masyarakat Indonesia. Apabila masih tidak menemukan titik temu, dapat diselenggarakan voting.