Globalisasi telah membawa dampak pada terbukanya akses luar ke dalam negeri maupun sebaliknya. Sehingga setiap orang dari negara manapun boleh masuk ke Indonesia untuk melakukan berbagai aktivitas seperti beriwisata atau bahkan menetap. Tentu saja, turis atau pihak asing yang masuk ke Indonesia akan membawa budaya yang berbeda dengan budaya masyarakat asli Indonesia.
Budaya menurut bahasa Sansekerta adalah beberapa hal yang berhubungan dengan akal dan budi manusia. Sedangkan dalam bahasa Inggris, budaya berasal dari kata culture diserap dari bahasa Latin colre yang memiliki arti mengerjakan atau mengolah. Dalam wujudnya, budaya dapat berupa pola perilaku, peralatan hidup, bahasa, organisasi sosial, religi, seni dan lain sebagainya yang bertujuan untuk membantu manusia.
Cara mengatasi pengaruh kebudayaan luar di Indonesia
Karena keadaan saat ini sangat bebas dimana orang dari negara lain boleh masuk ke dalam negeri, maupun sebaliknya, maka tidak ada cara mengatasi pengaruh kebudayaan asing denga menolaknya. Kita hanya bisa menerima mereka tetapi harus memiliki sikap sebagai berikut.
1. Tidak mudah terpengaruh dengan berpikir kritis
Terhadap hal baru yang berasal dari luar tidak selamanya sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat Indonesia. Memang tidak melanggar hukum, tetapi budaya yang tidak disaring akan menggeser budaya yang telah ada di masyarakat.
Budaya yang masuk ke Indonesia baik itu budaya bahasa, budaya pakaian wajib disaring dan dipikirkan dampaknya. Apabila budaya itu memiliki dampak positif bagi masyarakat, boleh diserap, misalnya budaya etos kerja tinggi yang dibawa oleh orang-orang dari negara Maju. Sedangkan budaya yang memiliki dampak negatif lebih baik dihindari.
2. Memanfaatkan serapan teknologi dari luar
Salah satu hasil budaya dari luar yang paling banyak berpengaruh terhadap budaya di Indonesia adalah adanya media sosial. Media sosial merupakan platform yang memanfaatkan jaringan internet. Media sosial yang dibawa dari budaya luar ini telah menggeser kebudayaan masyarakat Indonesia umumnya dalam menggunakannya.
Dulu, sebelum adanya media sosial masyarakat Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu dengan bercengkrama bersama orang-orang terdekat. Namun, jika tidak bisa memanfaatkan media sosial dengan bijak, kebiasaan itu bisa hilang. Oleh karena itu, manfaatkan media sosial hanya untuk menambah wawasan serta pertemanan.
3. Membandingkan dengan norma Indonesia
Sebagai masyarakat Indonesia, telah disepakati adanya norma yang telah hidup sejak nenek moyang. Apabila ada budaya luar seperti seks bebas, maka sudah selayaknya kita menolaknya. Hal itu, tentu saja melanggar norma kesopanan yang telah ada di Indonesia. Norma lain misalnya dalam hal pakaian, jika budaya luar sudah terbiasa berpakaian terbuka, maka sebagai orang Indonesia yang telah hidup lama di tanah air selayaknya memakai pakaian tertutup. Bahkan dianjurkan memakai pakaian yang merupakan bagian dari budaya Indonesia seperti baju batik.
4. Kecintaan pada budaya dalam negeri
Budaya dari luar memang terlihat gaul dan modern. Hal itu ditandai dengan masifnya penggunaan budaya luar. Dalam bahasa pun, dari luar telah membawa dampak pada dilupakannya bahasa dalam negeri sendiri. Untuk mengatasi ini, kita sudah selayaknya mencintai kebudayaan sendiri, misalnya memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Bersikap moderat
Artinya, untuk menyikapi adanya arus budaya asing masuk ke dalam negeri, tidak serta merta kita menolaknya. Bersikap moderat memiliki makna kita mengambil sisi baiknya dan menghindari sisi negatifnya. Seorang yang moderat akan lebih terbuka dengan budaya asing, tetapi akan bangga dengan identitas budaya sendiri.