Pamflet adalah tulisan yang dapat disertai dengan atau tanpa gambar, tanpa penyampulan yang dicantumkan pada satu atau dua sisi kertas, kemudian di lipat atau dipotong sehingga terlihat lebih kecil. Umumnya, pamflet saat ini berisi informasi mengenai suatu acara, produk atau biasa disebut selebaran.
Organisasi dunia UNESCO mendefinisikan pamflet sebagai sarana publikasi yang dapat terdiri dari 5 hingga 48 halaman tanpa sampul. Karena proses pembuatan yang murah dan pendistribusian mudah, pamflet sering digunakan untuk mempromosikan berita dan promosi/iklan.
Penjelasan apa itu pamflet
Kata pamflet merupakan bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Inggris yaitu pamphlet. Awalnya sebuah tulisan tanpa sampul ada di Inggris pada tahun 1387 yang kemudian disebut pamphlet atau panflet. Kata tersebut diambil dari puisi berjudul Pamphilus: seu de Amore dalam bahasa Latin.
Dalam bahasa Yunani, Pamphilus berarti “teman semuanya”. Puisi tersebut sangat terkenal hingga penyebarannya sangat luas melalui selebaran kertas.
Negara seperti Jerman, Prancis dan Italia telah tersebar konotasi negatif pada pamflet sebagai bentuk usaha propaganda agama atau sejenisnya. Konotasi negatif tersebut menciptakan istilah seperti pamphlet dalam bahasa Inggris, fluhblatt dalam bahasa Jerman dan fascicule dalam bahasa Prancis.
Sedangkan dalam Romawi, pamflet umumnya digunakan sebagai usaha propaganda atau satire sehingga menyebut pamflet sebagai brochure. Istilah lain dalam bahasa Latin juga menyebutkan kata libellus yang berarti “buku kecil”.
Bentuk dan jenis pamflet tergantung dari tujuan dibuatnya pamflet, apakah untuk promosi, menyebarkan ide atau melakukan propaganda.
Sejarah pamflet
Pamflet merupakan produk pada era Renaisans yang sangat berperan pada pergolakan di era itu. Hal ini dikarenakan belum ditemukannya mesin cetak (press). Dengan adanya mesin cetak, pamflet dapat diproduksi ribuan lembar dalam waktu yang singkat.
Dengan mudahnya dibuat pamflet, segala bentuk literatur, ide dan gagasan, pencerahan dibidang politik sangat mudah tersebar melalui pamflet sehingga mendorong terjadi revolusi.
Revolusi Prancis adalah salah satu peristiwa yang didukung adanya pamflet. Terbongkarnya kebangkrutan pemerintahan monarki Prancis karena gaya hidup elit mendorong diterbitkannya ribuan pamflet pada tahun 1788-1789.
Sedangkan di Amerika Utara, semua pergerakan pemerintah Inggris yang merugikan rakyat Amerika mendapat kritik pedas pada pamflet dan juga surat kabar. Saat itu, para penulis politik percaya bahwa parlemen Inggris telah dipenuhi dengan orang-orang korup yang terus mengancam kebebasan di Amerika.
Sejarah pamflet tak bisa dilepaskan dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1913 Indische Partij menerbitkan sebuah pamflet yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara dalam Bahasa Indonesia yang berjudul “Jika Saya Menjadi Seorang Belanda”, yang membuat nama beliau terkenal dan dicari.
Pamflet karya Ki Hajar sangat kontroversi dan memuat informasi mengenai kekurangajaran pemerintah kolonial Belanda. Karena sangat terkenal dan memunculkan pergolakan, pamflet ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Melayu yang saat itu adalah bahasa sebagian besar masyarakat Indonesia.
Fungsi dan Manfaat Pamflet
Saat ini informasi sangat mudah tersebar melalui media online maupun media sosial. Meski begitu, pamflet dianggap masih memiliki kegunaan yang cukup penting dalam beberapa hal yaitu sebagai berikut.
- Menginformasikan institusi pendidikan, pemerintahan maupun dinas sosial
- Mempromosikan produk kesehatan, makanan, minuman, jasa dan lain sebagainya
- Mempromosikan event, lomba, kompetisi maupun sayembara
Manfaat dari pamflet tentu saja untuk menginformasikan maupun mempromosikan suatu hal supaya dikenal oleh publik. Dalam periklanan, pamflet bertujuan untuk mengajak calon pembeli untuk membeli produk.