Pengertian Alternatif Investasi – Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan investasi, tibalah saatnya melakukan investasi. Pertanyaan yang muncul kemana kita akan melakukan investasi tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus mengetahui alternatif-alternatif investasi.
Secara garis besar, lahan investasi secara umum dapat dibagi dua, yaitu real asset investment dan financial asset investment. Real asset invesment adalah komitmen meningkatkan aset pasa sektor real. Seperti diketahui, istilah realsering digunakan untuk menunjukan sektor di luar keuangan, seperti perdagangan, industri, pertanian, dan lain sebagainya. Dengan demikian, investasi pada sektor keuangan. Sebagai contoh dari real asset invesment, misalnya membeli ruko untuk berdagang tekstil atau barang lainnya.
Sedang financial asset invesment (investasi di sektor keuangan) atau sering juga disebut portofolio invesment (investasi portofolio) adalah komitmen untuk mengikat aset pada surat-surat berharga (securities), yang diterbitkan oleh penerbitnya. Penerbit surat berharga ini beragam, mulai dari individu, perusahaan hingga pemerintah. Demikian pula dengan jenisnya, sangat beragam, mulai dari yang sederhana seperti utang piutang antarpribadi hingga produk derivative (turunan) yang rumit, seperti future. Sebagai contoh investasi pada sektor keungan ini, misalnya, kita menabung uang di bank, membeli saham, obligasi atau reksadana.
Ciri-ciri investasi pada sektor keuangan yang membedakannya dengan investasi di sektor riil adalah dalam melakukan investasi perantara mutlak diperlukan, kemudian informasi hanya bisa didapat dari prospektus, laporan tahunan atau proposal. Karena manajemen investasi menyajikan teori-teori tentang portofolio, maka konsentrasi kita akan kita curahkan pasa investasi di sektor keuangan ini. Selain memiliki ciri-ciri tersebut, investasi keungan juga lebih banyak melibatkan profesi yang untuk bisa menyandang profesi tersebut diperlukan standar profesi. Ini sangat wajar, karena bisnis pada industri keuangan ini lebih mengandalkan kepercayaan, sehingga untuk melegitimasi kepercayaan tersebut diperlukan standar tertentu. Kepercayaan menjadi sangat penting karena “komoditi” yang menjadi objek transaksi adalah “barang” tak berwujud, yaitu hanya berupa kertas yang memuat pernyataan bahwa pemilik kertas tersebut memiliki hak tagih/bayar kepada penerbitnya.
Bahkan dalam sistem perdagangan tanpa warkat (scriptless trading), atas saham-saham di BEI (Bursa Efek Indonesia) investor sudah tidak lagi melihat wujud saham secara fisik, melainkan hanya laporan perusahaan pialang mengenai perubahan jumlah saham dan nilainya, tak ubahnya seperti kita menerima laporan rekening koran dari bank setiap bulan. Selain membutuhkan banyak profesi, investasi keuangan juga memiliki banyak medium.