Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Hello, Kawan Mastah! Apakah kamu tertarik mempelajari lebih lanjut tentang cara kerja sistem pengapian konvensional pada kendaraan? Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana sistem pengapian konvensional bekerja, komponen-komponennya, serta cara merawatnya agar tetap awet dan optimal. Mari kita mulai!

Pendahuluan

Sistem pengapian adalah salah satu sistem vital pada kendaraan bermotor. Fungsinya adalah untuk mengatur waktu dan kecepatan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar mesin. Dalam sistem pengapian konvensional, pengaturannya dilakukan secara mekanik menggunakan komponen-komponen tertentu. Secara umum, sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen seperti busi, koil, kapasitor, platina, dan lain-lain. Mari kita bahas satu per satu.

Bagian-bagian Sistem Pengapian Konvensional

1. Busi

Busi adalah salah satu komponen penting pada sistem pengapian. Fungsinya adalah untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar mesin. Ketika busi menerima tegangan listrik dari koil, maka akan terjadi loncatan busi yang akan memicu terbakarnya campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar mesin.

Untuk memilih busi yang tepat, perlu memperhatikan faktor-faktor seperti jenis mesin, ukuran ruang bakar, dan jenis bahan bakar yang digunakan. Pemilihan busi yang tepat akan membantu meningkatkan performa mesin, mengurangi konsumsi bahan bakar, serta meminimalisir emisi gas buang.

2. Koil

Koil adalah komponen yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari baterai menjadi tegangan yang lebih tinggi (biasanya mencapai 20.000 volt) sehingga mampu membuat busi melompatkan loncatan api listrik. Tanpa koil, tegangan listrik yang dihasilkan oleh baterai tidak cukup kuat untuk membuat loncatan api listrik pada busi.

Perawatan koil yang baik sangat penting untuk menjaga performa mesin yang optimal. Pastikan untuk memeriksa kabel koil secara berkala, membersihkan kotoran atau karat pada permukaannya, serta mengecek kondisi kabel grounding.

3. Kapasitor

Kapasitor adalah komponen yang bertugas untuk menyimpan energi listrik sementara. Kapasitor akan mengumpulkan energi listrik ketika koil menghasilkan tegangan listrik yang tinggi, dan melepaskannya ketika busi membutuhkan loncatan api listrik. Dengan adanya kapasitor, proses pengapian menjadi lebih stabil dan efektif.

Kapasitor yang sudah rusak atau lemah dapat menyebabkan mesin mengalami masalah dalam proses pengapian, seperti sulit dinyalakan, kehilangan tenaga, atau bahkan mogok.

4. Platina

Platina adalah komponen yang terletak di dalam distributor. Fungsinya adalah untuk membuka dan menutupkan aliran arus listrik ke koil pada waktu yang tepat. Dalam sistem pengapian konvensional, timing pengapian dipengaruhi oleh platina. Oleh karena itu, platina yang rusak atau aus dapat menyebabkan timing pengapian menjadi tidak tepat.

Perawatan platina meliputi mengganti secara berkala jika sudah aus, membersihkan permukaannya dari kotoran atau karat, serta mengecek kondisi kabel groundingnya.

5. Rotor

Rotor adalah komponen yang berfungsi untuk mengarahkan arus listrik dari distributor ke busi. Rotor berputar seiring dengan mesin, dan ketika rotor berada di atas kontak platina maka arus listrik akan dialirkan ke koil dan selanjutnya ke busi.

Rotor yang aus atau rusak dapat menyebabkan masalah pada proses pengapian, seperti mesin tidak bisa hidup atau berjalan tidak stabil. Jangan lupa untuk memeriksa kondisi rotor secara berkala dan menggantinya jika sudah aus atau rusak.

6. Kabel Pengapian

Kabel pengapian adalah komponen yang menghubungkan koil, distributor, dan busi. Kabel ini berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang dihasilkan oleh koil ke busi. Kabel pengapian yang sudah aus atau rusak dapat menyebabkan proses pengapian tidak optimal atau bahkan gagal.

Perawatan kabel pengapian meliputi memeriksa kondisi kabel secara berkala, membersihkan kotoran atau karat pada terminal, serta mengecek kabel groundingnya.

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Setelah mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada sistem pengapian konvensional, mari kita bahas bagaimana cara kerjanya. Secara umum, proses pengapian pada sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa tahap:

1. Tahap Pengisian

Di tahap ini, koil akan mengisi kapasitor dengan energi listrik yang dihasilkannya. Selain itu, distributor akan menentukan busi mana yang akan diberi tegangan listrik lebih dulu.

2. Tahap Pemutusan

Di tahap ini, platina akan membuka aliran listrik ke koil sehingga arus listrik yang disimpan di kapasitor akan dialirkan ke rotor melalui distributor. Selain itu, busi yang dipilih oleh distributor akan menerima tegangan listrik dari rotor.

3. Tahap Pengapian

Di tahap ini, arus listrik yang dialirkan ke rotor dari kapasitor akan dialirkan ke busi yang dipilih oleh distributor. Ketika arus listrik melewati busi, maka terjadi loncatan api listrik yang akan membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar mesin. Setelah itu, proses pengapian diulang dari tahap pengisian.

FAQ

PERTANYAAN
JAWABAN
1. Apa bedanya sistem pengapian konvensional dengan sistem pengapian modern?
Sistem pengapian modern menggunakan sistem elektronik yang lebih canggih dan kompleks daripada sistem pengapian konvensional yang masih mengandalkan komponen mekanik.
2. Apakah sistem pengapian konvensional lebih mudah dirawat daripada sistem pengapian modern?
Secara umum, sistem pengapian konvensional lebih mudah dirawat karena menggunakan komponen mekanik yang lebih sederhana dan mudah diganti jika rusak atau aus.
3. Apakah saya bisa mengganti sistem pengapian konvensional dengan sistem pengapian modern?
Ya, bisa. Namun, perlu memperhatikan faktor-faktor seperti jenis mesin, kecocokan komponen, dan perubahan yang harus dilakukan pada sistem kelistrikan kendaraan.
4. Apa bahaya jika komponen sistem pengapian konvensional sudah aus atau rusak?
Jika komponen sistem pengapian konvensional sudah aus atau rusak, maka proses pengapian tidak akan optimal atau bahkan gagal, sehingga berpotensi merusak mesin atau membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
5. Berapa lama umur pakai komponen sistem pengapian konvensional?
Umur pakai komponen sistem pengapian konvensional tergantung pada berbagai faktor seperti kualitas komponen, jenis mesin, dan intensitas penggunaan. Namun, secara umum perlu dilakukan perawatan atau penggantian setiap 10.000-20.000 km.

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional