Ekosistem sudah dipelajari sejak duduk dibangku sekolah dasar. Sering kali diidentikkan dengan kehidupan makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan. Jika dilihat dari ruang lingkup, ekosistem sangat luas, terutama interaksi antar makhluk hidup akan saling berpengaruh. Supaya lebih jelas lagi, simak uraian mengenai ekosistem berikut ini.
A. Definisi Ekosistem?
Secara umum definisi atau pengertian ekosistem adalah sistem ekologi terbentuk karena terjadi hubungan timbal balik sekaligus tidak terpisahkan antar makhluk hidup dengan lingkungan. Jadi, ekosistem secara alamiah akan membentuk tatanan kesatuan atas berbagai unsur lingkungan hidup. Lebih ringkasnya ekosistem diartikan sebagai gabungan beberapa sistem lingkungan ataupun biosistem.
Ekosistem tidak akan terjadi jika tidak ada timbal balik ataupun interaksi dari organisme dengan lingkungan fisik atau sebaliknya. Adapun satu kunci utama agar ekosistem dapat berlangsung yakni matahari. Tanpa matahari mengakibatkan organisme dan lingkungan fisik tidak akan berkembang.
B. Komponen Ekosistem
Hal paling penting ketika mempelajari ekosistem adalah memahami komponen yang membentuk ekosistem.
1. Biotik
Komponen biotik yang lebih dikenal dengan organisme hidup. Terbagi menjadi dua jenis yakni heterotof (komsumen) dan dekomposer (pengurai). Heterotof merupakan suatu komponen terdiri dari organisme yang hidup dengan mengonsumsi bahan organik dari organisme lainnya. Makhluk hidup yang tergolog heterotof yaitu mikroba, jamur, hewan, dan manusia.
Sementara, dekomposer atau pengurai berperan untuk menguraikan organisme yang sudah mati hingga menjadi bahan organik. Nama lain dari dekomposer adalah konsumen makro atau sapotrof, sebab makanan yang dikonsumsi memiliki ukuran lebih besar dari tubuhnya. Adapun contoh makhluk dekomposer seperti rayap, cacing, dan kutu kayu.
2. Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen kimiawi dan fisik yang tidak memiliki nyawa. Biasanya menjadi substrat atau medium berlangsungnya kehidupan makhluk hidup maupun lingkungan hidup.
Bentuk komponen ini juga sangat variatif yakni senyawa organik dan bahan organik yang berasal dari alam. Beberapa contoh komponen abiotik yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup di bumi, yakni :
- Tanah dan batuan memiliki pH, pada struktur fisik dan komposisi mineral berpengaruh untuk membatasi penyebaran organisme.
- Iklim, kondisi cuaca pada suatu area yang jangka waktunya lama. Macam-macam iklim seperti iklim regional, iklim lokal, dan iklim global. Adapula iklim yang diidentikkan dengan ekosistem yakni iklim mikro. Pada iklim mikro yang terjadi adalah suatu komunitas tertentu tinggal dalam sebuah wilayah dengan kondisi iklim sama.
- Suhu, berpengaruh terhadap proses biologi, kehidupan unggas, dan mamalia.
- Air, untuk konsumsi makhluk hidup sekaligus dijadikan sebagai distribusi organisme.
- Garam, sebagai penyeimbang kadar air dalam tubuh organisme melalui osmosis.
- Cahaya, cahaya matahari akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis. Selain itu, intensitas cahaya dalam jumlah besar dan terus-menerus berpengaruh terhadap kenaikan suhu lingkungan.
C. Jenis-Jenis Ekosistem
Secara keseluruhan bumi dikelilingi 2 ekosistem yakni darat dan air. Keberadaan keduanya juga mempengaruhi perubahan lingkungan, iklim, dan makhluk hidup yang berada dalam ekosistem tersebut.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat atau bioma adalah suatu daerah yang iklim, sifat, jenis makhluk hidupnya hampir sama. Ekosistem daratan ini terbagi menjadi 8, yakni:
- Bioma hutan hujan tropis, berada di daerah beriklim tropis dengan intensitas hujan tinggi.
- Bioma hutan gugur, daerah dengan 4 musim dan subtropis berbeda.
- Bioma padang rumput, daerah dengan iklim tropis sekaligus subtropis. Curah hujan pada bioma ini cukup rendah dan hanya beberapa pohon pendek yang bisa hidup.
- Bioma savana, berada di daerah tropis dengan intensitas hujan tinggi.
- Bioma taiga, berada di daerah beriklim dingin. Umumnya jenis pohon yang ada di taiga memiliki daun berbentuk jarum.
- Bioma tundra, berada pada daerah paling dingin di bumi yakni antartika dan artis.
- Bioma gurun, berada dalam daerah dengan suhu udara paling panas di bumi. Curah hujan di gurun sangat kecil.
- Bioma kasrt, dapat ditemukan dalam daerah yang memiliki kumpulan batu gamping.
2. Ekosistem Air
Secara garis besar ekosistem air ini sangat luas serta terbagi dua yakni ekosistem air tawar dan air laut. Masing-masing memiliki karakteristik berbeda.
2.1. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem air tawar memiliki kadar garam rendah. Berikut ini pembagian ekosistem air tawar.
- Ekosistem air tawar berdasarkan keadaan air terdiri dari perairan tenang berupa danau dan rawa. Ada juga perairan mengalir seperti air terjun dan sungai.
- Ekosistem air tawar berdasarkan daerah terbagi jadi 3 yakni limnetik, litoral, dan profundal.
2.2. Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem air yang kadar garam tinggi. Ciri-ciri dari ekosistem ini adalah memiliki kedalaman, dipengaruhi angin, dan variatif. Berikut ini 4 pembagian ekosistem laut, antara lain:
- Ekosistem laut dalam yakni memiliki kedalaman lebih dari 2000 m dihitung dari permukaan laut. Biasanya bersuhu dingin dan makhluk hidup yang berkembang biak di sana hanya predator ataupun hewan pemakan bangkai.
- Ekosistem trumbu karang tergolong sebagai laut dangkal. Terdapat banyak terumbu karang, berbagai hewan-hewan laut, dan masih ada pencahayaan. Sedangkan pencahayaan di ekosistem ini masih ada.
- Ekosistem estuari merupakan tempat bertemu air tawar dan air laut. Biasanya yang hidup di ekosistem ini adalah sejenis kepiting dan tanaman mangrove.
- Ekosistem pantai pasir merupakan daerah pantai yang letaknya tepat pada tepi laut.
Ekosistem harus dijaga agar kelangsungan hidup dari banyak makhluk hidup di bumi tetap seimbang. Apabila salah satu komponen maupun jenis ekosistem rusak akan berdampak besar. Bahkan, kerusakan ekosistem menjadi bencana. Semoga artikel ini bermanfaat.