Cara Menghitung Payback Period

Halo Kawan Mastah, apakah kamu pernah mendengar tentang payback period? Payback period merupakan salah satu metode dalam pengambilan keputusan investasi yang populer digunakan oleh para pengusaha dan investor. Metode ini sangat berguna dalam membantu menentukan apakah suatu investasi akan menguntungkan atau tidak.

Apa Itu Payback Period?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara menghitung payback period, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu payback period. Payback period merupakan periode waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan investasi yang telah dilakukan. Dalam arti lain, payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang telah diinvestasikan.

Dalam pengambilan keputusan investasi, payback period biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak. Semakin cepat investasi tersebut dapat dipulihkan, semakin baik pula investasi tersebut. Sebaliknya, jika payback period terlalu lama, maka investasi tersebut mungkin tidak menguntungkan dan sebaiknya dihindari.

Bagaimana Cara Menghitung Payback Period?

Untuk menghitung payback period, pertama-tama kamu perlu mengetahui jumlah investasi yang telah dilakukan. Selain itu, kamu juga perlu mengetahui estimasi jumlah arus kas yang dihasilkan oleh investasi tersebut setiap tahunnya. Dari sini, kamu dapat menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang telah diinvestasikan.

Misalkan kamu telah melakukan investasi sebesar Rp10.000.000 untuk membeli mesin produksi. Mesin tersebut diharapkan dapat menghasilkan arus kas sebesar Rp3.000.000 per tahunnya. Maka, untuk menghitung payback period, kamu dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Tahun
Arus Kas Tahunan
Kumulatif Arus Kas
1
Rp3.000.000
Rp3.000.000
2
Rp3.000.000
Rp6.000.000
3
Rp3.000.000
Rp9.000.000
4
Rp3.000.000
Rp12.000.000
Rp3.000.000
Rp15.000.000
6
Rp3.000.000
Rp18.000.000

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah investasi sebesar Rp10.000.000 dapat dipulihkan dalam waktu 6 tahun, karena pada tahun ke-6 kumulatif arus kas telah mencapai Rp18.000.000, yang sama dengan jumlah investasi awal.

FAQ

1. Apa itu arus kas?

Arus kas adalah jumlah uang yang diterima atau dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu, misalnya dalam satu tahun. Dalam penghitungan payback period, arus kas digunakan untuk menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang telah diinvestasikan.

2. Apa yang dimaksud dengan investasi?

Investasi adalah pengeluaran uang atau modal untuk membeli aset produktif, seperti tanah, bangunan, mesin, atau saham, dengan tujuan menghasilkan keuntungan di masa depan. Investasi yang baik dapat membantu meningkatkan kekayaan seseorang atau perusahaan.

3. Apa keuntungan menggunakan metode payback period?

Keuntungan menggunakan metode payback period adalah dapat membantu menentukan apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak dengan cepat dan mudah. Dengan menghitung payback period, kamu dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang telah diinvestasikan, sehingga dapat memutuskan apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak.

4. Apa kelemahan dari metode payback period?

Kelemahan dari metode payback period adalah tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Artinya, metode ini tidak memperhitungkan bahwa uang yang diterima di masa depan memiliki nilai yang lebih rendah daripada uang yang diterima saat ini. Selain itu, metode ini juga tidak memperhitungkan arus kas yang terjadi setelah periode payback period.

5. Apakah metode payback period dapat digunakan untuk semua jenis investasi?

Metode payback period umumnya cocok digunakan untuk investasi dengan jumlah arus kas yang relatif stabil dan jumlah investasi yang tergolong kecil atau sedang. Untuk investasi dengan jumlah arus kas yang tidak stabil atau jumlah investasi yang besar, metode lain seperti Net Present Value atau Internal Rate of Return dapat lebih cocok digunakan.

Cara Menghitung Payback Period