Hello Kawan Mastah, apakah kamu sedang mencari informasi mengenai cara menghitung BEP Unit? BEP Unit (Break Even Point Unit) adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, dengan kata lain perusahaan tidak merugi atau untung. Pada artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai cara menghitung BEP Unit. Yuk simak artikelnya sampai selesai!
Pendahuluan
Sebelum kita membahas mengenai cara menghitung BEP Unit, terlebih dahulu kita perlu memahami konsep BEP. BEP adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Jadi, di titik ini perusahaan tidak merugi atau untung. Perusahaan memerlukan BEP agar dapat menentukan jumlah produksi atau penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai keuntungan.
BEP dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dalam bentuk unit produksi atau dalam bentuk rupiah. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai cara menghitung BEP dalam bentuk unit produksi atau BEP Unit.
Cara Menghitung BEP Unit
1. Hitung Total Biaya Tetap
Sebelum menghitung BEP Unit, kita perlu mengetahui total biaya tetap terlebih dahulu. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi atau penjualan meningkat atau menurun. Contoh biaya tetap adalah sewa gedung, gaji karyawan tetap, pajak dan lain-lain.
No |
Nama Biaya |
Jumlah |
|---|---|---|
1 |
Sewa Gedung |
Rp 10.000.000 |
2 |
Gaji Karyawan Tetap |
Rp 15.000.000 |
3 |
Pajak |
Rp 5.000.000 |
4 |
Lain-lain |
Rp 2.000.000 |
Dalam contoh di atas, total biaya tetap adalah Rp 32.000.000.
2. Hitung Harga Jual per Unit
Selanjutnya, kita perlu mengetahui harga jual per unit atau harga jual per produk. Harga jual per unit adalah harga jual satu produk atau unit produksi. Contoh, jika harga jual per produk adalah Rp 100.000 dan jumlah produksi adalah 1.000 unit, maka harga jual per unit adalah Rp 100.000 / 1.000 = Rp 100.
3. Hitung Biaya Variabel per Unit
Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan jumlah produksi atau penjualan. Contoh biaya variabel adalah bahan baku, listrik, air, dan lain-lain. Biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara membagi total biaya variabel dengan jumlah produksi. Contoh, jika total biaya variabel adalah Rp 50.000.000 dan jumlah produksi adalah 1.000 unit, maka biaya variabel per unit adalah Rp 50.000.000 / 1.000 = Rp 50.000.
4. Hitung Break Even Point Unit
Setelah mengetahui total biaya tetap, harga jual per unit, dan biaya variabel per unit, kita dapat menghitung BEP Unit dengan rumus:
BEP Unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Dalam contoh sebelumnya, jika total biaya tetap adalah Rp 32.000.000, harga jual per unit adalah Rp 100.000, dan biaya variabel per unit adalah Rp 50.000, maka BEP Unit adalah:
BEP Unit = Rp 32.000.000 / (Rp 100.000 – Rp 50.000) = 640 unit
Dengan begitu, perusahaan perlu menjual minimal 640 unit produk agar tidak merugi atau untung.
FAQ
1. Apa itu BEP Unit?
BEP Unit (Break Even Point Unit) adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya, dengan kata lain perusahaan tidak merugi atau untung.
2. Mengapa perusahaan perlu menghitung BEP Unit?
Perusahaan perlu menghitung BEP Unit agar dapat menentukan jumlah produksi atau penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai keuntungan.
3. Bagaimana cara menghitung BEP Unit?
Cara menghitung BEP Unit adalah dengan rumus:
BEP Unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi BEP Unit?
Faktor yang mempengaruhi BEP Unit antara lain harga jual per unit, biaya variabel per unit, dan total biaya tetap.
5. Apa bedanya BEP Unit dengan BEP Rupiah?
BEP Unit dihitung dengan menjumlahkan jumlah produksi atau penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai break even point, sedangkan BEP Rupiah dihitung dengan menjumlahkan total pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai break even point.
Sampai di sini artikel mengenai cara menghitung BEP Unit sudah selesai. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Kawan Mastah dalam menghitung BEP Unit pada perusahaan. Terima kasih telah membaca!